SIDOARJO — Upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting terus menerus dilakukan di seluruh wilayah. Dengan harapan program pemerintah menurunkan angka stunting hingga 14 persen atau di bawah standar WHO, dan Indonesia Bebas Stuting 2030 bisa segera terwujud.
Bahkan Anggota Komisi IX DPR RI Dr. Arzeti Bilbina, M.A.P juga turun langsung memberikan pencerahan kepada warga Desa Siwalanpanji, Kec. Buduran Sidoarjo agar tidak terjadi peningkatan angka stunting terus menerus. Hal tersebut dilakukan kerja sama dengan pihak BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Jawa Timur.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SMK Antartika 2 Sidoarjo, pada (26/5/2023) tersebut, merupakan program Sosialisasi KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) Program Bangga Kencana bersama Mitra Komisi IX DPR RI bersama BKKBN Jawa Timur, yang diikuti oleh puluhan ibu-ibu warga Desa Siwalanpanji, para alumni SMK Antartika 2 Sidoarjo yang sudah diterima di perguruan tinggi negeri, juga para Kader PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa).
Selain Arzeti Bilbina dari politisi PKB hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan dan Keluarga Berencana P3AKB Sidoarjo Drg. Syaf Satriawarman, S.Pos juga Penata KKB Ahli Madya, Dra. Sofia Hanik, MM dari BKKBN Jawa Timur.
Dalam sambutannya Arzeti Bilbina mengucapkan terima kasih dan mensupport BKKBN Jawa Timur yang terus bergerak untuk menurunkan angka stunting. Semoga pencanangan pemerintah pusat pada 2024 bisa menurun hingga dibawah 14 persen bisa segera terwujud. Karena BKKBN merupakan garda terdepan yang dititipkan pemerintah bertugas untuk menurunkan angka stunting.
“Tentunya harus ada inovasi dan terobosan yang kita kerjakan bersama-sama. Kita tidak bisa berharap kepada pemerintah, kepada BKBN, tetapi kita harus ikut andil agar pemerintah bisa melahirkan generasi zero stunting,” harapnya.
Lanjutnya, langkah-langkah yang bisa kita lakukan adalah terlibih dahulu di sekitar kita. Akses-akses layanan kesehatan bila masih kurang segera laporkan kepada pemerintah. Karena salah satu mencegah terjadinya stunting adalah proses layanannya sangat kurang memadai. Terutama kepada ibu hamil, dan pada anak-anak balita. “Oleh karena itu proses kehamilan itu betul-betul dikawal, termasuk memberikan nutrisi yang baik. Baik kepada ibu hamil ataupun kepada anak-anak,” jelas Arzeti.
Penata KKB Ahli Madya BKKBN Jatim, Sofia Hanik menambahkan kalau kegiatan ini dilakukan secara rutin, yakni kerjasama BKKBN dengan Komisi IX DPR RI. “Kami ingin hadir di tengah-tengah masyarakat untuk mengevaluasi percepatan penurunan angka stunting, dan khususnya program keluarga berencana ini bisa lebih dipahami oleh masyarakat,” tambahnya.(mad)