SIDOARJO — Program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang dijalankan di Kabupaten Sidoarjo, mendapatkan perhatian dari pakar ekonomi. Dialah Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Isna Fitria Agustina yang mengomentari program KURMA menurutnya, inisiatif ini merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor ekonomi.
Menurutnya, perempuan itu memiliki potensi besar sebagai agen perubahan ekonomi. Namun, mereka sering menghadapi tantangan seperti akses terbatas terhadap modal, keterbatasan pengetahuan bisnis, dan kesulitan mendapatkan pelatihan. “Dengan adanya program KURMA yang digagas Pemkab Sidoarjo, mampu mengatasi hambatan ini dengan memberikan dukungan komprehensif kepada kelompok usaha perempuan,” katanya.
Isna juga menambahkan, program KURMA memberikan berbagai fasilitas kepada kelompok usaha perempuan, mulai dari pendanaan sebesar 5 juta hingga 10 juta per kelompok, pelatihan dan pendampingan. Dengan dukungan ini, perempuan di Kabupaten Sidoarjo dapat mengembangkan usaha mereka dan memperoleh kemandirian ekonomi. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memperkuat keterampilan perempuan dalam memasarkan produk mereka dan memperluas jaringan bisnis.
“Program ini bagus, namun yang masih menjadi kendala adalah butuh pendampingan secara berkelanjutan yaitu menumbuhkan etos dan motivasi dari perempuan mandiri. Sebab, saat ini banyak di lapangan yang sudah mendapatkan KURMA malah terkadang tidak siap untuk menjadi UMKM yang go to ekspor, karena butuh SDM yang lebih banyak dan juga permodalan. Sehingga diharapkan pemerintah ikut memberikan motivasi kepada perempuan terhadap pandangan luas tentang go to ekspor,” jelas dosen adminitasi keuangan UMSIDA.
Isna juga berharap agar kedepan ada sinergitas antar OPD maupun pihak terkait agar tercipta good governance sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo. Dirinya mencontohkan, jika ada UMKM yang butuh modal dan sudah berkembang maka bisa dilakukan kerjasama dengan mahasiswa atau dengan dinas terkait seperti DP3AKB (Dinas Pengendalian Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) seperti perempuan mana yang perlu di berdayakan.
“Ketika perempuan secara aktif terlibat dalam perekonomian, hal itu dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perempuan juga cenderung menggunakan penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga secara keseluruhan,” tambahnya.
Ia juga menegaskan pentingnya evaluasi dan pemantauan program KURMA secara berkala untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya. “Evaluasi untuk program KURMA dalam jangka panjang, program ini harus mampu menghasilkan dampak yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi perempuan dan masyarakat secara keseluruhan,” tegasnya. (mad)