SURABAYA — PT Pegadaian membantu para pelaku usaha ultra mikro dan UMKM yang sering mengalami kendala dalam mengambangkan bisnisnya, begitu pula para penyandang disabilitas. Bekerja sama dengan organisasi masyarakat dan sosial Alunjiva Indonesia, perusahaan pelat merah ini memberikan pelatihan kewirausahaan di Rumah BUMN Surabaya, Senin (22/5/2023).
Program pelatihan kewirausahaan ini merupakan kolaborasi multi-sektor antara BUMN dan wirausaha disabilitas agar dapat mengembangkan keterampilan bisnis. Selain itu, juga mampu menciptakan inovasi terhadap produk usahanya, sehingga mampu menjadi wirausaha disabilitas yang mandiri, bertumbuh, dan berdaya.
Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Rully Yusuf menyatakan, salah satu fokus Pegadaian pada program itu, yaitu pengembangan UMKM. Melalui program ini diharapkan para peserta mampu meningkatkan kapabilitas dan memaksimalkan penggunaan teknologi informasi digital dalam pengembangan dan pemasaran usahanya.
“Sejalan dengan program pemerintah, bahwa para pelaku UMKM harus melek teknologi untuk go digital dan go global. Kegiatan ini menjadi bukti komitmen kami, bahwa Pegadaian senantiasa mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah, agar membuat kualitas UMKM di Indonesia dapat naik kelas,” jelas Rully.
Selain itu Rully menambahkan, dengan adanya pendampingan seperti ini, Pegadaian juga mendorong para pelaku usaha untuk ikut serta memberikan dampak sosial dan lingkungan yang dapat bermanfaat bagi keberlanjutan hidup masyarakat, khususnya dalam kesejahteraan ekonomi.
“Kami akan melakukan pendampingan selama 3 bulan, sampai para wirausaha disabilitas ini bisa memahami value yang dapat dihasilkan dari pengembangan usahanya. Kami juga akan memberikan strategi pengembangan usaha, dari mulai mengatur operasional, sales dan strategi marketing produk, seperti melakukan pemasaran menggunakan media sosial dan marketplace,” tambah Rully.
Adapun peserta disabilitas yang telah lulus proses kurasi dan ikut dalam program pendampingan kewirausahaan ini, di antaranya penyandang tuna daksa, autisme, tuna netra dan tuna rungu. Metode pendampingan dilakukan pelatihan secara offline dan online. Peserta dapat berdiskusi langsung bersama mentor untuk membahas permasalahan hingga pengembangan usaha yang telah dijalani.
Agenda kegiatan meliputi pelatihan secara daring maupun luring. Kemudian dilakukan pendampingan sepanjang bulan Juni hingga Agustus 2023. Acara ditutup dengan pelepasan peserta pada akhir bulan Agustus. Melalui pelatihan ini diharapkan para pelaku usaha ultra mikro maupun UMKM yang menjadi peserta semakin berkembang usahanya. (eru)