MADIUN (RADARMADIUN.COM) Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka semakin mendapatkan dukungan kuat masyarakat untuk Pilpres 2024. Kondisi demikian didapatkan berkat komitmen menghadirkan Program makan siang dan susu gratis bagi masyarakat.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie, program makan siang dan susu gratis itu merupakan konsep yang sangat sederhana. Meski membutuhkan biaya lebih, konsep tersebut justru sangat mampu memberikan kepuasan terhadap rakyat Indonesia.
“Membagikan susu dan makanan gratis milik Prabowo-Gibran itu punya daya pikat dan daya tarik tersendiri di mata masyarakat,” kata Jerry.
Dia menyampaikan, konsep yang sederhana seperti itu sangat mampu menarik dukungan lebih banyak dari publik. Sebab, masyarakat cenderung sulit untuk percaya terhadap program capres-cawapres yang sulit dan di luar nalar manusia.
“Konsep sederhana dan just relax justru lebih menarik simpati ketimbang konsep yang mentereng,” ucapnya.
Menurut Jerry, gagasan tersebut justru tidak termasuk ke dalam pencitraan seorang tokoh politik. Program makan siang dan susu gratis itu justru membuktikan adanya perhatian dari seorang pemimpin kepada kesehatan rakyatnya.
“Memang politik pencitraan tak perlu dikedepankan Prabowo-Gibran pola itu sudah lewat dan tak diminati lagi,” paparnya.
Diketahui, program makan siang dan susu gratis miliki Prabowo-Gibran dikritik oleh cawapres nomor urut 3 Mahfud MD. Ia mengatakan program tersebut tidak jelas arah dan tujuannya.
Sedangkan, Prabowo dan Gibran sendiri secara gamblang menyampaikan bahwa program tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya stunting di anak-anak Indonesia. Namun, Mahfud mengutarakan pendapat lain, yang menyebut program tidak jelas prospeknya.
“Begini, kalau makan siang gratis itu bagus lah tetapi prospeknya apa?,” ujar Mahfud.
Ia juga mengatakan, makan siang dan susu gratis milik Prabowo-Gibran itu akan merupakan program import yang tidak jelas kesehatannya. Sehingga, sangat tidak relevan untuk bangsa Indonesia.
“Karena makan siang gratis susu dan sebagainya itu kan import kira-kira barang barang import,” pungkasnya. (RM/RED)